Partai Gerindra, melalui organisasi sayapnya, Perempuan Indonesia Raya (PIRA), mengambil peran yang semakin sentral dalam peta politik nasional. Gerakan ini tidak hanya berfokus pada kuantitas keterwakilan, melainkan pada Konsolidasi Kekuatan Perempuan yang efektif untuk mendorong kebijakan pembangunan yang inklusif dan progresif, sejalan dengan cita-cita besar Visi Indonesia Emas 2045. Di bawah kepemimpinan yang baru, PIRA telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan partisipasi perempuan di lembaga legislatif sebesar 15% pada Pemilu 2029, sebuah langkah strategis yang didasari pada keyakinan bahwa kepemimpinan perempuan adalah kunci akselerasi kemajuan bangsa.
PIRA secara aktif melakukan kaderisasi dan pelatihan politik di seluruh Indonesia. Berdasarkan data internal partai per 1 September 2025, PIRA telah menyelenggarakan lebih dari 500 sesi pelatihan kepemimpinan di 34 provinsi. Pelatihan ini tidak hanya mencakup retorika politik, tetapi juga keahlian teknis dalam penyusunan anggaran berbasis gender dan pengawasan kebijakan publik. Kegiatan ini merupakan bagian integral dari Konsolidasi Kekuatan Perempuan untuk memastikan bahwa setiap kader PIRA tidak hanya menjadi calon legislatif, tetapi juga pembuat kebijakan yang kompeten dan berintegritas. Ketua Umum PIRA, Ibu Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dalam sebuah konferensi pers pada 20 September 2025, menegaskan bahwa fokus PIRA saat ini adalah pada kualitas, bukan hanya kuantitas, dari kader yang diusung.
Peran PIRA meluas hingga ke isu-isu sosial-ekonomi di akar rumput. Mereka secara konsisten mendampingi program-program pemerintah terkait penurunan angka stunting dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang didominasi oleh perempuan. Di Jawa Barat, misalnya, 2.000 kader PIRA berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UMKM setempat untuk memberikan pelatihan literasi keuangan digital kepada 5.000 pelaku UMKM perempuan sepanjang tahun 2025. Inisiatif ini bukan hanya aksi sosial, tetapi juga bagian dari Konsolidasi Kekuatan Perempuan sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Keberadaan kader perempuan yang kuat dan terorganisir di setiap tingkatan politik dan sosial menjadi prasyarat penting untuk memastikan kebijakan yang sensitif gender benar-benar terimplementasi dari pusat hingga ke desa.
Dengan memadukan kekuatan politik, kemampuan teknis, dan kepedulian sosial, PIRA Gerindra memposisikan diri sebagai agen perubahan fundamental. Visi Indonesia Emas 2045—yang menargetkan Indonesia menjadi salah satu dari lima kekuatan ekonomi terbesar di dunia—hanya dapat dicapai jika potensi setengah dari populasi, yaitu perempuan, dimaksimalkan secara optimal. Oleh karena itu, Peran PIRA dalam memastikan bahwa agenda kesetaraan dan pemberdayaan perempuan menjadi inti dari setiap keputusan politik dan pembangunan adalah kunci untuk menciptakan masa depan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaya saing global.