Walau Terdampak El Nino, Kenapa Vietnam-Thailand Bisa Ekspor Beras?

Fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan dan mengancam produksi pertanian global, termasuk di Asia Tenggara, menimbulkan pertanyaan menarik. Bagaimana mungkin Vietnam dan Thailand, yang juga merasakan dampaknya, masih mampu mempertahankan diri sebagai eksportir beras utama dunia? Padahal, banyak negara lain, termasuk Indonesia, justru harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Salah satu kunci keberhasilan Vietnam dan Thailand adalah surplus produksi yang signifikan di atas kebutuhan domestik mereka. Meskipun El Nino berpotensi mengurangi hasil panen, kedua negara ini memiliki kapasitas produksi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tingkat konsumsi penduduknya. Dengan demikian, mereka masih memiliki sisa beras yang cukup untuk diekspor.

Selain itu, strategi pertanian yang diterapkan juga memainkan peran penting. Vietnam dikenal dengan produktivitas lahan padi yang tinggi, bahkan melampaui Indonesia. Sementara Thailand memiliki keunggulan dalam kualitas beras premium yang diminati pasar internasional. Investasi dalam teknologi pertanian, sistem irigasi yang baik, dan pemilihan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim menjadi faktor pendukung.

Kebijakan pemerintah yang konsisten dan berorientasi ekspor juga turut berkontribusi. Vietnam dan Thailand memiliki kebijakan yang mendukung petani dan eksportir beras, termasuk insentif produksi, kemudahan akses kredit, dan promosi pasar internasional. Fokus pada kualitas dan diversifikasi pasar ekspor juga membantu mereka mempertahankan daya saing global.

Lebih lanjut, faktor demografi juga berperan. Jumlah penduduk Vietnam dan Thailand relatif lebih kecil dibandingkan Indonesia, sehingga kebutuhan beras domestik mereka tidak sebesar Indonesia. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki surplus yang lebih besar untuk diekspor, bahkan di tengah tantangan El Nino.

Jadi, meskipun El Nino memberikan tekanan pada sektor pertanian, Vietnam dan Thailand mampu mempertahankan statusnya sebagai eksportir beras berkat kombinasi surplus produksi, strategi pertanian yang efektif, kebijakan pemerintah yang mendukung, dan faktor demografi. Keberhasilan mereka menjadi pelajaran berharga bagi negara lain dalam menjaga ketahanan pangan dan potensi ekspor di tengah perubahan iklim global.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca, terimakasih !