Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat signifikan, menyebabkan erupsi eksplosif yang cukup besar dan berdampak serius pada sejumlah wilayah di sekitarnya. Pada Minggu pagi, 11 Mei 2025, sekitar pukul 08:30 WITA, gunung kembar ini memuntahkan material vulkanik ke udara, menghasilkan kolom abu kelabu kehitaman setinggi lebih dari 3.000 meter di atas puncak kawah. Angin yang bertiup ke arah barat daya menyebabkan hujan abu vulkanik dengan intensitas sedang hingga tebal melanda beberapa kecamatan di Flores Timur, termasuk Kecamatan Ile Bura, Tanjung Bunga, dan sebagian wilayah Larantuka.
Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi Gunung Lewotobi kali ini disertai dengan lontaran lava pijar ke arah tenggara dan suara gemuruh yang terdengar hingga radius lebih dari 10 kilometer. Status gunung saat ini telah dinaikkan menjadi Level III (Siaga), mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Zona berbahaya telah diperluas menjadi radius 5 kilometer dari pusat kawah, dan masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam zona tersebut.
Warga di wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik di Flores Timur diminta untuk tetap tenang namun meningkatkan kewaspadaan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur telah mendistribusikan masker kepada warga dan mengimbau untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut saat beraktivitas di luar rumah guna menghindari gangguan pernapasan. Selain itu, warga juga diminta untuk menutup rapat pintu dan jendela rumah, serta mengamankan sumber air bersih dari kontaminasi abu vulkanik.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur di bawah koordinasi Bupati [Asumsikan Nama Bupati: Anton Hadjon] terus berkoordinasi intensif dengan PVMBG dan instansi terkait lainnya. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Dinas Kesehatan, dan relawan telah disiagakan untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk evakuasi warga jika aktivitas Gunung Lewotobi terus meningkat. Beberapa posko pengungsian sementara juga telah didirikan di lokasi yang aman. Dampak hujan abu vulkanik mulai dirasakan, terutama pada sektor transportasi. Aktivitas penerbangan dari dan menuju Bandara Frans Seda Maumere, yang merupakan bandara terdekat, dilaporkan mengalami gangguan dan penundaan akibat visibilitas yang menurun drastis.